MUTIARA CAHAYA IMAN

Minggu, 11 Desember 2011

DENDAM

Blog Entri MEMUPUS DENDAM Aug 6, '06 1:46 AM
untuk semuanya
Dendam adalah buah dari hati yang terluka, hati yang tersakiti, teraniaya, atau karena merasa terambil haknya.Wujud dendam yang paling nyata adalah kemarahan dan kebencian yang membludak.
Bila dendam seseorang membara, maka dia akan mencari jalan untuk mencemarkan, mencoreng, atau kalau perlu mencelakakan orang yang didendaminya sampai binasa. Alangkah sengsaranya orang yang hatinya penuh dendam!

Sudah menjadi tabiat manusia, tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa sakit hati dan boleh jadi berujung dengan kedendaman. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus dendam setiap kali ada yang menyakiti.
Malah sebaliknya, jika kita dizalimi, maka doakanlah orang-orang yang menzalimi itu agar bertaubat dan menjadi orang saleh.
Mampukah kita melakukannya?

Doa orang yang dizalimi itu benar-benar mustajab.
Sehingga ketika dizalimi, saat itu pula terbuka peluang doa kita terijabah. Sulit memang, tapi itulah penentu kemuliaan diri.
Rasulullah SAW bersabda, "Seutama-utamanya akhlak dunia dan akhirat adalah agar
engkau menghubungkan tali silaturahmi dengan orang yang memutuskan silaturahmi denganmu, memberi sesuatu kepada orang yang menghalang-halangi pemberian padamu, serta memberi maaf kepada orang yang menganiaya dirimu".

Rasulullah SAW adalah sosok yang hatinya bersih dari sifat dendam.Walau ia dihina, dicacimaki, difitnah, bahkan hendak dibunuh, tak sedikit pun ia mendendam. Bahkan, ia mati-matian berbuat baik kepada orang-orang tersebut dan begitu ringannya ia memaafkan.

Karena itu, siapa saja di antara kita yang hatinya terbelit kedendaman, ingatlah! Dendam hanya akan membawa kesengsaraan, menghancurkan kebahagiaan, merusak pikiran, dan harga diri kita. Yang paling mengerikan, dendam bisa menyeret kita pada panasnya api
neraka.

Na'udzubillah.

Bagaimana caranya agar kita tidak menjadi seorang pendendam, bahkan berubah menjadi seorang pemaaf seperti dicontohkan Rasulullah SAW?
Ada dua hal yang harus diperhatikan.
Pertama, kita harus menyadari bahwa semua orang beriman itu bersaudara. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Hujuraat [49]: 10, "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (Allah)".

Pemahaman bahwa setiap orang bersaudara, sedikit banyak, akan membawa tambahan energi bagi kita dalam mengendalikan kemarahan dan rasa sakit hati. Bila konsep ini tertanam kokoh di hati, maka kita akan berusaha sekuat mungkin untuk tidak mencelakakan saudara kita.

Kedua, kita terus berlatih untuk mengikis sifat dendam tersebut.
Sebagai ilustrasi, kita bisa belajar dari para karateka yang berhasil menghancurkan batubata dengan tangannya. Pertama kali memukulnya, bata tersebut tidak langsung hancur. Tapi, dia tak patah semangat.
Diulanginya terus usaha untuk menghancurkan bata tersebut. Akhirnya, pada pukulan kesekian, pada hari kesekian, bata tersebut berhasil dihancurkan. Memang, tangannya bengkak-bengkak, tetapi dia mendapatkan hasil yang diinginkan.

Begitu pula dengan hati. Jika hati dibiarkan sensitif, maka hati ini akan mudah sekali terluka. Akan tetapi, jika hati sering dilatih, maka hati kita akan semakin siap menghadapi pukulan dari berbagai arah. Jika kita telah disakiti seseorang, kita jangan melihat orang tersebut, tetapi lihatlah dia sebagai sarana ujian dan ladang amal kita terhadap Allah. Kita akan semakin sakit, tatkala melihat dan mengingat orangnya.

Bagaimana seandainya kita dicaci, dikritik, atau diserang orang dengan kata-kata yang tidak mengenakkan? Kuncinya evaluasi diri. Kita tidak akan pernah rugi diperlakukan apa pun oleh orang lain, jika kita menyikapinya dengan cara yang benar. Setelah mengevaluasi diri,
kita perlu memperbaikinya. Balasan dan jawaban yang efektif adalah dengan akhlak yang baik. Kita dicemooh, dihina, dan diolok-olok orang lain, maka biarkan saja. Pada akhirnya, orang akan melihat siapa yang difitnah dan siapa yang memfitnah.

Jika kita menjadi lebih baik, Allah akan memuliakan kita.
Jika Allah sudah memuliakan, maka kita tidak akan menjadi hina karena hinaan orang lain. Balaslah keburukan orang lain dengan cara terbaik; Ifda' billati hiya ahsan. Itulah kunci kemuliaan diri. Wallahu a'lam bish-shawab.

Jumat, 14 Januari 2011

12 KARAKTER SEORANG SYEKH



Syeikh Abdul Qadir berkata, ”Seorang Syeikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak spiritual kecuali apabila 12 karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya.

1. Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang sattar (menutup aib) dan ghaffar (pemaaf).
2. Dua karakter dari Rasulullah SAW yaitu penyayang dan lembut.
3. Dua karakter dari Abu Bakar yaitu jujur dan dapat dipercaya.
4. Dua karakter dari Umar yaitu amar ma’ruf nahi munkar.
5. Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan bangun (tahajjud) pada waktu orang lain sedang tidur.
6. Dua karakter dari Ali yaitu alim (cerdas/intelek) dan pemberani.

Selasa, 28 Desember 2010

RENUNGAN AWAL

Lewat sebuah Hadits Qudsi Allah mengajak hamba-Nya berdialog :
Hamba-Ku,
Aku haramkan aniaya atas Diri-Ku
Dan Kujadikan ia larangan bagimu


Maka, janganlah saling menganiaya
Hamba-Ku,
Setiap dari kalian akan tersesat
Kecuali mereka yang Kuberi petunjuk
Maka mintalah bimbingan kepada-Ku Pasti Ku bimbing

Hamba-Ku,
Setiap dari kalian tetap akan lapar
Kecuali mereka yang Kuberi rezeki
Maka mintalah nafkah kepada-Ku Pasti Kupenuhi

Hamba-Ku,Setiap dari kalian adalah telanjang
Kecuali orang yang Ku sandangi
Maka mintalah pakaian kepada-Ku Pasti Ku cukupi
Hamba-Ku,
Tak ada artinya bagi-Ku
Perilaku baik dan burukmu
Maka berbuatlah sesukamu

Hamba-Ku,
Jika saja seluruh dari sesamamu
Semenjak makhluk pertama hingga generasi paling purna
Baik jin maupun manusia
Semuanya bertakwa dengan sepenuh jiwa
Laksana jiwa orang yang paling suci di antaramu
Sungguh sedikit pun tidak menambahi
Kemegah-agungan istana-Ku
Dan kalaupun semuanya durhaka
Laksana jiwa orang yang paling durjana di antaramu
Sungguh sedikit pun takkan mempengaruhi
Kemegahan istana-Ku
Dan seandainya semuanya berdiri menyatu
Di atas sebongkah batu
Kemudian berdoa dan meminta
Pasti akan Kupenuhi satu persatu pintanya
Dan sungguh semua itu
Takkan mengurangi sedikit pun apa yang ada pada-Ku
Melainkan hanya bagai air yang menempel pada peniti
Yang dientas dari samudera

Hamba-Ku,
Adanya dirimu hanya bagi dirimu
Dan semua bergantung atas perbuatanmu
Aku berikan kesempatan
Dan nantinya Ku anugerahi balasan
Siapa pun nantinya yang memperoleh kebaikan
Hendaklah ia berterima kasih dan memuji Tuhan
Dan yang menemukan keburukan
Janganlah mengeluh dan menyalahkan
Kecuali pada dirinya sendiri
Rasulullah saw. bersabda:
Orang-orang yang selalu menyayangi
Akan disayang Maha Penyayang
Maka, sayangilah penghuni bumi
Niscaya engkau akan disayang penduduk langit

Senin, 27 Desember 2010

MUTIARA HIKMAH

  • Ada dua perkara yang jika Anda Amalkan, Anda akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat: Menerima sesuatu yang tidak Anda sukai, jika sesuatu itu disukai Allah. Dan membenci sesuatu yang Anda sukai, jika sesuatu itu dibenci oleh Allah.”
    (Abu Hazim)
  • Ada enam perkara, apabila dimiliki oleh seseorang maka telah sempurnalah keimanannya : (1) memerangi musuh Allah dengan pedang, (2) tetap menyempurnakan puasa walaupun di musim panas, (3) tetap menyempurnakan wudhu walaupun di musim dingin, (4) tetap bergegas menuju mesjid (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) walaupun di saat mendung, (5) meninggalkan perdebatan dan berbantah-bantahan walaupun ia tahu bahwa ia berada di pihak yang benar dan (6) bersabar saat ditimpa musibah.”
    (Yahya bin Muadz)
  • Ada tiga golongan orang yang paling menyesal pada hari kiamat : (1) orang yang memiliki budak ketika di dunia, ternyata pada hari kiamat budak tersebut memiliki prestasi amal yang lebih baik darinya, (2) orang yang mempunyai harta tetapi tidak mau bersedekah dengannya sampai ia meninggal dunia, kemudian harta tersebut diwarisi oleh orang yang memanfaatkan harta tersebut untuk bersedekah di jalan Allah, dan (3) orang yang mempunyai ilmu tetapi ia tidak mau mengambil manfaat dari ilmunya, lalu ilmu tersebut diketahui oleh orang lain yang mampu mengambil manfaat darinya.”
    (Sufyan bin ‘Uyainah)
  • Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu.”
    (HR Ibnu Majah)
  • Aku belum pernah melihat orang yang paling lama bersedih daripada al-Hasan. Ia berkata, kita tertawa, sementara bisa jadi Allah yang telah melihat amal-amal yang telah kita perbuat berfirman, ‘Aku tidak mau menerima amal-amal kalian sedikitpun.’”
    (Yunus bin ‘Ubaid)
  • Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.”
    (HR Abu Daud)
  • Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.”
    (‘Amir bin ‘Abdi Qais)
  • Aku tidak suka menjadi seorang pedagang budak. Akan tetapi, menjadi pedagang budak lebih aku sukai daripada aku menimbun bahan makanan sambil menunggu naiknya harga yang memberatkan sesama muslim.”
    (Yazid bin Maisaroh)
  • Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka tidaklah diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas artinya dilakukan hanya karena Allah. Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).”
    (Fudhail bin ‘Iyadh)
  • Apa pendapat Anda bila ada seseorang yang pakaiannya terkena air kencing, lalu ia hendak mensucikannya dengan air kencing pula? Mungkinkah air kencing itu dapat mensucikannya? Tentu saja tidak! Kotoran tidak dapat disucikan kecuali dengan sesuatu yang suci. Begitu pula halnya keburukan yang pernah kita lakukan, tidak akan dapat terhapus kecuali dengan memperbanyak melakukan kebaikan.”
    (Sufyan ats-Tsauri)
  • Apabila akhirat ada dalam hati, maka akan datanglah dunia menemaninya. Tapi apabila dunia ada di hati maka akhirat tidaklah akan menemaninya. Itu karena akhirat mulia dan dermawan, sedangkan dunia adalah hina”
    (Abu Sulaiman Ad Daroni)
  • Apabila Anda berharap agar Allah senantiasa menganugerahkan kepada Anda apa-apa yang Anda cintai dan sukai maka hendaklah Anda senantiasa menjaga dan melaksanakan apa-apa yang dicintai dan disukai oleh Allah.”
    (Salah seorang ahli hikmah)
  • Apabila kalian senang Allah ta’ala dan Rasul-Nya mencintai kalian, maka tunaikanlah amanah kalian, dan benarlah jika berbicara, dan bertetanggalah dengan baik kepada tetangga kalian.”
    (HR Imam Suyuthi)
  • Ayahku pernah mengatakan bahwa apabila ‘Ali bin al-Husain selesai berwudhu dan telah bersiap untuk shalat, tubuhnya akan gemetar dan menggigil. Pernah ada seorang lelaki yang bertanya kepadanya tentang hal itu, maka ‘Ali bin al-Husain menjawab, ‘Celakalah Engkau! Tidakkah kau tahu, kepada siapa aku akan menghadap? Dan kepada siapa aku akan bermunajat?’”
    (al-’Utaibi)
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 25 Desember 2010

MUTIARA LIMA KATA

Rasulullah saw. bersabda:
Orang yang memandang rendah lima Manusia
ia merugi akan lima hal
memandang rendah Ulama, rugi tentang agama
memandang rendah Penguasa, rugi tentang dunia
memandang rendah Tetangga, rugi akan bantuannya
memandang rendah Saudara, rugi akan darmanya
dan memandang rendah Keluarga,
rugi akan harmonisnya

Rasulullah saw. bersabda:
Akan datang suatu masa
dimana ummatku mencinta lima
hingga mereka lupakan lima
cinta dunia, lupa alam baka
cinta tanah subur, lupa alam kubur
cinta harta benda, lupa hisab amalnya
cinta anak istri, lupa bidadari
dan cinta diri sendiri, lupa pada Ilahi

Rasulullah saw. bersabda:
Allah berikan lima upaya
dan disediakan-Nya imbalan lima
Allah ajari insan bersyukur
dan Dia berikan tambahan makmur
Allah ajari insan berdoa
dan Dia jamin akan ijabahnya
Allah ajari insan bertobat
dan Dia jamin diterima tobatnya
Allah ajari insan istighfar
dan Dia sediakan pengampunannya
Allah ajari insan berderma
dan Dia bersedia membalas dermanya

Abu Bakar r.a. berkata:
Ada lima kegelapan dan lima penerangnya
Kegelapan pertama cinta harta,
penerangnya dengan bertakwa
Kegelapan kedua laku maksiat,
penerangnya dengan bertobat
Kegelapan ketiga di alam kubur,
penerangnya dengan berdzikir
Kegelapan keempat alam akhirat,
penerangnya dengan bertaat
Kegelapan kelima jembatan shirath
penerangnya dengan i’tiqad

Umar r.a. berkata:
Ada lima golongan penghuni surga
Orang fakir yang menanggung hidup keluarga
Istri yang disayang oleh suaminya
Anak yang diridhai kedua orangtuanya
Calon istri yang mendermakan mahar kepada suaminya
dan orang mukmin yang selalu bertobat pada Tuhannya

Utsman r.a. berkata:
Tanda-tanda orang bertakwa,
ialah suka berteman insan beriman
mampu mengendalikan farji dan lisan
memandang kesukseksan sebagai suatu cobaan
memandang cobaan sebagai sebuah keberuntungan
dan mampu menjaga diri dari berlebih-lebihan

Ail r.a. berkata:
Seluruh manusia akan menjadi saleh
jika saja tak ada lima masalah
Tak ada kerelaan atas kebodohan
Tak ada keserakahan atas kekayaan
Tak ada rasa bakhil atas hartawan
Tak ada sifat riya’ bagi insan beriman
dan tak ada ilmuwan yang mendewakan karya pemikiran

Jumhur ulama menyatakan:
Allah muliakan Nabi akhir zaman
dengan lima macam keutamaan
tentang penyebutan, tentang anggota badan
tentang pemberian, tentang kekeliruan
dan tentang kerelaan
Perihal pertama, Allah tidak memanggilnya berdasar nama
perihal kedua, Allah Sendiri Yang ijabahi pintanya
perihal ketiga, Allah memberinya tanpa ia meminta
perihal keempat, Allah telah mengampuninya sebelum ia berbuat dosa
perihal kelima, Allah selalu menerima apa pun pemberiannya

Jumat, 24 Desember 2010

PESAN SANG GURU




Sesiapa yang inginkan kemenangan dunia dan akhirat, janganlah dibiarkan masa berlalu dengan penuh kerugian. Jadikan setiap nafasmu nafas ibadah.

Wahai saudaraku,

Setelah engkau memiliki ilmu tiadalah lagi perkara yang penting melainkan beramal dengan ilmu, berilmu tanpa amal adalah binasa. Janganlah engkau berpaling lagi ke belakang, terus sucikan dirimu untuk menghampiri Tuhanmu sehingga terbuka cahaya hatimu dengan ilmu terus dariNya tanpa perantaraan. Hatimu akan bersinar dengan cahaya makrifat dan engkau memiliki harta yang amat bernilai, harta yang tiada dijual dimaya ini, tiada dimiliki oleh para jutawan dan para raja, harta yang menyebabkan engkau sentiasa tenang dan tiada mengharapkan apa bantuan dari sekelilingmu. Engkau akan diangkat menjadi kekasihNya sehinga segala hajatmu akan dipenuhi, engkau akan dijagaNya sehingga sesesiapa yang menyakitimu akan diisytihar perang ke atasnya. Tiadalah kejayaan yang hakiki melainkan berada dalam taman keredhaan takdirNya, hati yang terang menatap rahsiaNya, hati yang asyik dengan Asma’Nya, hati yang fana dengan kewujudanNya.

Wahai saudaraku,

Apabila engkau benar-benar beramal dan bersungguh bermujahadah dengan penuh keikhlasan, engkau akan dikasihiNya sehingga akan dilimpahkan ke dalam hatimu rahsia di sebalik rahsia. Engkau akan diperlihat hakikat di sebalik syariat, engkau mengenal dirimu dengan pengenalan yang hakiki, bukan diatas hafalan ilmu semata-mata tetapi dengan dzauk dan Penglihatan. Hatimu diberiNya Nur sehingga dengan Nur tersebut akan dapat menyaksikan Rahsia DiriNya. Engkau mencapai makrifat denganNya bukan dengan Guru manusia, Dia sendiri yang akan membisikkan pada sirrmu bahawa “ANA AL-HAQ”, maka tenggelamlah engkau dalam makrifat sehingga engkau tiada melihat tiada segala sesuatu melainkan Ia. Engkau akan melihat bahawa tiada suatu gerak melainkan gerak dariNya, tiada suatu yang maujud melainkan disana ada wujudNya, engkau akan memahami firmanNya; “Di mana kamu hadap disitulah wajah Allah”, “Wahai manusia, sesungguhnya kamu adalah fakir disisi Allah”, “Di mana kamu berada disitulah Ia berada” dengan kefahaman yang tiada dimiliki oleh orang biasa.

Tafsiran syariat adalah pembukaan sedangkan pentafsiran hakikat dengan dzauk dan pandangan. Tiada akan sama seorang yang melihat permukaan laut dengan mereka yang menyelam ke dasar laut. Tiada sama mereka yang mengenal diriNya pada permukaan zahir dengan mereka yang menyelam ke dalam lautan rahsia diri. Tiada akan sama dengan seorang yang belajar mengenal Tuhan dengan Guru manusia dengan mereka yang mengenal Tuhan dengan Tuhan sendiri. Tiada akan sama mereka yang mengucap La ilaha illaLlah di alam syariat dengan mereka yang mengucapnya di alam hakikat. Tidak akan sama huruf, kalimah dan bunyinya pada alam syariat dengan alam hakikat, tiada akan sama kenikmatan atau kepedihan di alam nyata ini dengan alam hakikat, tiada akan sama orang yang mati hatinya dengan orang yang hatinya sentiasa hidup dan asyik dengan Tuhan dan inilah yang mesti difahami sebagaimana firman Allah “Tidak sama orang yang berilmu dengan orang yang tiada ilmu,” “Tiada akan sama orang ahli syurga dengan ahli neraka”.

Wahai para Salik,

Jika engkau bersungguh-sungguh mengamalkan zikir di bawah bimbingan Guru yang telah terbuka baginya rahsia segala alam sehingga telah mencapai kesempurnaan makrifat, engkau akan merasakan perubahan pada rohanimu. Ruhmu akan melalui pendakian dari hati yang lalai kepada hati yang hidup mengingati Allah, dari hati yang hidup mendaki kepada hati yang asyik, kemudian mendaki pula kepada hati yang fana dan kemudian mendaki pula (kepada) meminum rahsia makrifat di alam yang tinggi. Nabi saw telah melakukan israk mikraj, membuka dan membelah langit bagi umatnya kepada Tuhannya.

Janganlah menjadi manusia yang bodoh dan lalai, pintu yang yang terbuka perlulah dilalui. Nabi dipimpin oleh malaikat Jibrail menujuNya dan engkau memerlukan Mursyid yang memimpin tanganmu dengan kasih sayang menuju TuhanMu. Kamu dibawa ke alam peleburan diri sehingga tiada kamu temui sesiapapun disitu melainkan DIA SAJA YANG WUJUD. Engkau akan memahami kalimah la ilaha illaLlah wahdahu laa syarikaalah dengan kefahaman yang terkunci lisanmu hendak dinyatakan. Engkau juga akan memahami beberapa ramai orang yang tidak mencapai kesempurnaan maqam ini tersilap tafsirannya sehingga ada yang mengaku dirinya Tuhan, mengaku dirinya jelmaam Tuhan, mengaku dirinya dan Tuhan bersatu sehingga ada dikalangan mereka yang meninggalkan syariat. Mereka tiada dibuka rahsia dengan sempurna atau pandangan makrifat mereka diserta dengan syaitan atau Jin. Mereka cuba bercakap ilmu para sufi namun mereka gagal dalam menyelami rahsia “ADAM” dan“ MUHAMMAD”. Mereka juga gagal memahami rahsia mufaraqah sebagaimana terpisahnya air laut dengan air sungai atau terpisahnya api dengan asap.

Wahai saudaraku,

Berjalanlah dirimu kepada Tuhan dengan berpakaian syariat, tarekah, hakikat dan makrifat. Syariat itu adalah pakaian Nabi, tarekah itu adalah perjalanan Nabi, hakikat itu adalah batin Nabi dan makrifat itu adalah rahsia Nabi. Berpakaian syariat sahaja tanpa hakikat adalah fasik, hakikat sahaja tanpa syariat adalah zindik. Seorang yang berada di alam syariat sahaja adalah masih tertipu kerana apa yang dilihat dan didengar oleh syariat tidak menjamin akan kebenaran hakikat, justeru itu seseorang perlu menyelami lautan hakikat dan tiada cara untuk menghubungkan antara ilmu syariat dan ilmu hakikat melainkan berilmu dan mengamalkan tarekah. Apabila dadamu benar-benar memiliki rahsia ilmu para auliya, engkau akan memahami kenapakah mereka itu amat kuat takut pada Allah, amat kuat berpegang pada syariat, amat wara’ dalam setiap pekerjaan, amat zuhud pada dunia, amat redha dengan takdir Allah, amat kuat ibadahnya, amat baik akhlak jiwanya, amat kuat tawakalnya, amat tinggi syukurnya dan amat tinggi cintanya pada Allah dan Rasul. Mereka memiliki penglihatan yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa, ia adalah Nur yang dicampakkan ke dalam dada oleh Tuhannya sehingga tembus penglihatannya pada alam rahsia dan FANA dan BAQA ia dengan kekasihnya. Fahamilah ia rahsia cahaya di sebalik cahaya. Berbahagialah mereka yang mencapainya dan merekalah yang sebenarnya telah mencapai kejayaan hakiki baik dunia atau akhirat.

WaLlahu ‘alam.